Haloo FoodLovers!

Bertemu lagi dengan kami yang menghadirkan kegiatan yang pasti menarik untuk mengisi hari-hari FoodLovers selama pandemi agar lebih produktif tetapi tetap di rumah aja, sambil duduk santai mendengarkan materi dari pembicara hebat, dan mendapat banyak ilmu yang menarik untuk diterapkan selama pandemi ataupun ketika hidup sudah normal.

Kami Departemen Profesionalisme dan Akademik KMTPHP Kabinet Arkatama 2020 kembali menyelenggarakan Rangkaian Webinar Red Alert 2020 untuk memperingati hari jadi KMTPHP ke-34 yaitu Rangkaian Webinar #2 yang mengangkat tema “Peluang Mahasiswa Untuk Merintis Usaha Pangan pada Masa Pandemi Covid-19” pada hari Sabtu, 27 Juni 2020. Webinar diselenggarakan dengan mengundang dua narasumber hebat di bidang usaha pangan yaitu Prof. Dr. Ir. Eni Hermayani, M.Sc (Dekan Fakultas Teknologi Pertanian UGM & Founder My Cookies) dan Wednes Aria Yuda, S.T.P (Founder Coklat nDalem). Webinar kali ini dipandu oleh moderator yaitu Junika Andiani (Staff Departemen Profesionalisme dan Akademik).

Pada artikel kali ini, kita akan sedikit banyak membahas dan mereview hasil Rangkaian Webinar#2 KMTPHP 2020. Yuk dibaca dengan seksama ya FoodLovers!

Pelaksanaan webinar ini dibagi menjadi 2 sesi dimana sesi pertama diisi dengan penyampaian materi oleh Wednes Aria Yuda, S.T.P. Pada sesi ini Pak Yuda menyampaikan materi dengan subtema peluang merintis usaha dari sudut pandang wirausahawan. Pak Yuda bersama istrinya merupakan pendiri dari CV. nDalem Mulya Mandiri yang mempunyai beberapa brand coklat yaitu nDalem cokelat, boenbeans, Oui, dan tanda hati by ndalem.

Pada webinar ini Pak Yuda menceritakan perjalanan awal berdirinya coklat nDalem hingga sekarang menjadi brand coklat ternama di Indonesia dan menjadi salah satu oleh-oleh khas Yogyakarta. Proses merintis usaha coklat nDalem dilakukan dengan beberapa tahap yaitu dimulai dengan menghitung pasar wisatawan dan banyaknya konsumsi coklat di Indonesia. Tahap selanjutnya adalah proses brand, packaging produk yang menceritakan apa yang ada di dalamnya, distribusi produk, dan promosi produk baik melalui metode offline, media konvensional, maupun sosial media.

Beberapa materi yang disampaikan oleh Pak Yuda adalah start up trend, unique selling proposition, value proposition canvas, minimum viable product, dan peralihan dari 4P ke SIVA.

FoodLovers sudah tau belum perbedaan antara 4P dan SIVA?

Jadi 4P terdiri dari beberapa komponen yaitu product, promotion, price, dan place. Sedangkan SIVA merupakan perkembangan 4P, komponen dalam SIVA adalah solution (produk menjadi solusi suatu masalah), information (produk dideskripsikan dengan jelas), value (tidak hanya sekadar harga, tetapi juga melihat ‘nilai’ semisal kita dapat memberdayakan petani lokal), dan access (place dalam 4P tidak terlalu relevan terutama jika bisnis dijalankan secara daring).

Setelah penyampaian materi oleh Pak Yuda, kemudian dilanjutkan sesi dua dengan penyampaian materi oleh Prof. Dr. Ir. Eni Hermayani, M.Sc. Pada sesi ini Bu Maya menyampaikan materi dengan subtema peluang merintis usaha dari sudut pandang akademisi. Bu Maya merupakan Dekan Fakultas Teknologi Pertanian sekaligus Founder My Cookies sehingga selain dalam bidang akademik, Bu Maya juga memiliki pengalaman di bidang wirausaha.

Menurut Bu Maya, pangan memiliki dua fungsi yaitu fungsi hidup untuk memenuhi kebutuhan gizi dan fungsi gaya hidup untuk mendapat manfaat yang maksimal. Selain itu, pangan juga memiliki peluang besar untuk dikembangkan karena pangan merupakan kebutuhan dasar yang tidak dapat ditunda, kebutuhan pangan menjadi tantangan di masa mendatang, populasi dunia akan terus meningkat, serta Indonesia memiliki kuliner khas yang sangat beragam.

Berbagai daerah di Indonesia memiliki pangan lokal yang dapat dijadikan kedaulatan pangan karena bahan dan proses produksi lebih dikenal oleh masyarakat lokal, menjadi produk wisata kuliner, dan berkhasiat untuk kesehatan salah satunya meningkatkan imunitas.

Sebagai seorang mahasiswa kita dapat mengambil peran dalam meningkatkan potensi produk pangan Indonesia dengan meningkatkan kualitas dan kesesuaian produk yang aman, menghindari penyakit bawaan makanan, GMP, HACCP, pelabelan, kandungan gizi, halal, dll. Selain itu, kita dapat menggunakan teknologi pemrosesan, pengemasan produk, pemasaran, dan jaringan kreatif untuk meningkatkan daya beli produk pangan lokal.

Adanya pandemi Covid-19 menyebabkan penggunaan teknologi semakin dipercepat dan menyebabkan munculnya industri kreatif di bidang pangan dengan bahan baku ide, kreatifitas, ketrampilan yang dapat memberdayakan daya cipta dan kreatifitas individu sekaligus dapat menyejahterakan masyrakat.

Sebagian besar industri pangan di Indonesia merupakan UMKM sehingga kita dapat menjadi creator dalam usaha pangan di Indonesia dengan memiliki beberapa sifat yaitu kreatif, berkemauan keras, tangguh, pantang menyerah, jujur, serta selalu berdoa.

Bagaimana materi webinar kali ini? Pasti menarik dan memberikan manfaat untuk kita merintis usaha pangan pada masa pandemi kan, FoodLovers.

Cukup sekian webinar KMTPHP di bulan Juni ya FoodLovers. Semoga dapat mengisi kegiatan positif dan produktif kita selama di rumah aja yaaa!. See you on Webinar #3 KMTPHP 2020 di bulan Agustus dengan tema yang berbeda tapi pasti menarik untuk diikuti lagi.

Stay safe and stay healthy, FoodLovers! Salam hangat, KMTPHP Kabinet Arkatama 2020.

 


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.