Indonesia, negeri agraris beriklim tropis yang kaya komoditas hortikultura, si lembut yang akrab dikonsumsi semua kalangan ini salah satunya, ya. Kentang.
Pada mulanya kentang tumbuh dengan baik hanya di suhu dingin, pada siang hari kentang memerlukan suhu pertumbuhan berkisar 17-23,7 derajat celcius sedangkan pada malam hari 6,1-12,2 derajat celcius (Bamberg, 1996).
Namun, seiring berkembangnya zaman pemanasan global yang semakin meningkat menjadikan produksi dunia kentang ikut menurun. Hal ini mendorong dilakukannya penelitian-penelitian untuk menekan dampak pemanasan global melalui rekayasa2 genetika agar kentang mampu bertahan di suhu yang lebih tinggi. Seperti halnya Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) yang gencar mengembangkan varietas kentang yang mampu beradaptasi sesuai iklim di Indonesia dengan dataran medium (400 – 700 m dpl)
Kentang boleh dikatakan kaya akan nilai gizi loh!!
rata-rata dalam 100 gr kentang memiliki kandungan energi sebanyak 83 kkal, protein = 2 gr, lemak = 0,1 gr, karbohidrat = 19,1 gr, kalsium = 11 mg, fosfor = 56 mg, zat besi = 1 mg, vitamin B1 = 0,11 mg, vitamin C = 17 mg.
Kentang juga mengandung vitamin B1, B2 dan B3 namun sedikit mengandung protein dan zat besi. Disisi lain kandungan potasium kentang dua kali lebih tinggi dari kandungan potassium dalam pisang. Pottasium merupakan salah satu senyawa yang penting bagi tumbuh kembang anak.
Tak hanya itu, kentang merupakan sumber yang baik dalam pembentukan zat besi darah. Menjamin sistem ketahanan tubuh, karena kandungan kalsium yang cukup tinggi, sehingga baik untuk kesehatan tulang.
Menilik kaya gizi kentang, umbi populer ini sering dijadikan sumber karbohidrat di berbagai negara Eropa. Nah konsumsi kentang menggantikan nasi merupakan salah satu dukungan kamu terhadap daulatnya pangan Indonesia melalui program diversivikasi pangan 😉
Oleh: Yensinta
Sumber : hortikultura.litbang.pertanian.go.id, www.petanihebat.com
#Komoditas
#HMPPImenulis
#PeduliNyataBerkelanjutan
0 Comments