[HMPPI MENULIS]

Minyak Goreng Sehat NON Kolesterol (?)

Oleh: Rizqi Amalia Hutami

“takut kolesterol naik? ganti minyak gorengmu dengan X minyak goreng sehat NON kolesterol”

Siapa yang tak kenal dengan slogan2 iklan produk minyak goreng semacam ini? ?

Beberapa produsen minyak goreng seolah mengklaim saking jernih, aman dan sehat produk miliknya diteguk langsung pun tak apa sebab tidak “serak” ditenggorokan juga karena bebas kolesterol.

Ya, persepsi masyarakat soal kolesterol sebagai komponen jahat nan mematikan kemudian ditangkap sebagai peluang oleh industri-industri minyak goreng di Indonesia dengan membubuhkan kalimat ‘nol kolesterol’ atau ‘bebas kolesterol’ pada kemasan minyak yang dijual.

Lalu benarkah minyak goreng tersebut tidak mengandung kolesterol? Jawabnya tentu IYA.

Pada dasarnya kolesterol merupakan produk khas hasil metabolisme hewan. Kolesterol hanya terdapat dalam makanan yang bersumber dari hewan seperti daging, ikan, telur, susu, otak, dan jeroan. Sementara minyak goreng yang beredar dipasar Indonesia merupakan minyak kelapa atau minyak sawit yang memang tidak mengandung lemak hewani sehingga sudah barang pasti minyak tersebut merupakan minyak non kolesterol.

Kolesterol merupakan senyawa kelompok lipida yang diperlukan tubuh terutama sebagai komponen dasar penyusun hormon. Masyarakat umumnya mengenal dan membagi kolesterol menjadi dua, kolesterol baik (HDL) dan kolesterol jahat (LDL).

Kolesterol baik atau High Density Lipoprotein (HDL) merupakan senyawa lipoprotein yang mengandung lebih banyak protein dibandingkan kolesterol. HDL didalam darah berperan membersihkan pembuluh darah dari kandungan LDL berlebih. LDL pada dasarnya merupakan transporter kolesterol, trigliserida, dan lemak lain dalam darah ke seluruh tubuh.

Lalu mengapa LDL kemudian disebut lemak jahat? Menurut Susanne pemerhati gizi dari University of Copenhagen struktur senyawa LDL mampu membentuk plak2 pada dinding dalam pembuluh nadi, dalam jangka waktu tertentu plak-plak tersebut kemudian membentuk lapisan tebal dan menurunkan fleksibilitas pembuluh darah. Kondisi semacam ini disebut aterosklerosis.

Pada kasus tertentu timbunan lemak pada pembuluh darah dapat menyebabkan penyumbatan arteri yang kemudian berakibat fatal apabila terjadi pada arteri jantung mengakibatkan terjadi serangan jantung dan stroke apabila penyumbatan pada pembuluh darah otak.

 

Source: halodokter.com, health.kompas.com, halosehat.com, kompasiana.com

#FaktaPangan
#HMPPImenulis
#PeduliNyataBerkelanjutan


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.